Peran blogger untuk menjaga NKRI

Peran blogger untuk menjaga NKRI

Baiklah para pemirsa blog tentangwebsites, hari-hari ini, bulan-bulan ini di indonesia lumayan ramai isu Khilafah, hal ini tentunya akan berbenturan dengan falsafah PANCASILA dan Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya Berbeda-beda tetapi tetap satu juga, jika ditrjemah perkata berarti kata "bhinneka" artinya "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Bhinneka Tunggal Ika adalah sebuah moto atau semboyan Negara Republik Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno. isu semacam ini (Khilafah) tentunya akan lumayan mengikis NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), kita tentu sudah tahu masyarakat Indonesia yang notabene terdapat beragam suku, agama, ras bahasa dan lain sebagainya, yang mana jika hal ini terjadi akan lumayan rumit untuk menerapkan sistem Khilafah yang terus di gembor-gemborkan baik melalaui media online, media sosial online dan lain sebagainya.

Memangnya system khilafah tidak baik untuk Indonesia? saya rasanya bukan baik dan tidaknya namun cocok dan tidaknya, jika melihat kondisi Masyarakat indonesia yang multikomplek ini dari segi agama, suku, ras dan lain sebagainya sepertinya Demokrasi inilah yang lumayan cocok untuk RI, walaupun terkadang dengan munculnya demokrasi kebablasen namun setidaknya bisa terus di perbaiki secara bersama-sama untuk tetap menegakkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Memang Rosul pernah bersabda yang berbunyi:

خَيْرَ أُمَّتِـي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ

Yang artinya kurang lebih adalah sbagai berikut:

"Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka." ( Hadits Shahih Al-Bukhari, nomor. 3650)

Dari pengertian hadits di atas berarti masa atau system pemerintahan yang paling baik adalah system atau masa Kenabian dulu saat langsung di Pimpin Oleh Rosulullah Saw, kemudain setelah Rosulullah wafat maka bergantilah system yaitu system yang mengiringinya (generasi berkutnya) berarti system Kholifah, bukan khilafah, artinya pemerintahan di pegang penuh oleh Kholifah (Pengganti) Rosul, pada saat itu Kholifah yang terpilih pertama adalah Shohabat Abu bakar As-shidiq, hingga kekholihan ke 4 pada kekholifahan ini terkenal dengan khulafaurrosidin artinya kholifah atau pengganti nabi yang di beri petunjuk. yang terdiri dari:
  1. Shahabat Abu bakar ash-shidiq
  2. Shahabat Umar bin khottob
  3. Shahabat Utsman bin 'affan
  4. Shahabat Ali bin abi thalib

System Pemilihan pemimpin masa Khulafa'urrosidin

 1. Abu bakar ash-shidiq

Sebagai kholifah pertama, Yaitu setelah rosul wafat, ternyata sebelum wafat nabi muhammad ternyata tidak menunjuk seorang pun sebagai penggantinya secara specifik, namun setidaknya nabi telah memberikan gambaran umum tentang kriteria orang yang layak di angkat sebagai pemimpin (kholifah nabi), hal ini menandakan bahwa nabi secara implisit juga telah memberikan gambaran tentang teori dasar yang dapat dijadikan acuan dalam memilih seorang pemimpin, yaitu dengan cara bermusyawarah. ahirnya para shabat musyawarah dan sepakat Abu bakar ash-shidiq sebagai pengganti nabi untuk menjadi pemimpin tunggal. inipun prosesnya lumayan alot dari kalangan anshor dan muhajirin yang saling tarik untuk dapat mewakilkan dari golongan mereka untuk di jadikan sebagai pemimpin pengganti rosul, (sudah mulai terlihat membedakan antar golongan) saat pertemuan di tsaqifah. dan system pengangkatan kholifah atau pemimpin pertama ini adalah dengan cara Musyawarah dan mengangkatnya dengan cara ba'iat (mencampakkan pengangkatan dengan system waris)

2. Umar bin khottob

Umar bin Khotob sebagai kholifah kedua, pada saat shohabat abu bakar sakit, kurang lbih 15 hari tidak mampu lagi mengimami shalat di masjid, maa beliau memerintahkan umar untuk menggantikan posisinya,dari sini beliau juga terlintas dalam fikirannya jangan sampai terulaang lagi seperti di Tsaqifah, sehingga ia segera memilih orang yang di anggap mampu mengendalikan keadaan Negara, dan orang trsebut adalah Umar. namun pilihan beliau terhadap umar setelah ia mendapatkan persetujuan shahabat-shabat yang lain sprti usman bin affan, saad bin zaid, usd bin hudair, dan sahabat lain dari golongan muhajirin dan anshar. hal ini bukan brarti shahabat abu bakar bukannya mengangkat seorang pemimpin namun tiada lain adalah pencalonan kandidat kholifah, shingga umar tidak akan mnjadi kholifah tanpa ada pmbaiatan dari masyarakat, karna abu bakar tidak memilki hak untuk melimpahkan kukuasaan pada orang yang ia pilih. bahkan hak untuk mmilih dan mngangkat kholifah tetap berada di tangan rakyat dan wakilnya , yaitu ahli hall wal 'aqdi (Cara aklamasi yang masih terdapat subtansi syura/Musyawarah)

3. Utsman bin 'affan

Ustman bin affan sebagai kholifah ketiga, Saat umar umar sudah mulai kritis, shabat umar mulai berfikir untuk menyerahkan kepada siapa tampuk kepemimpinan atau kholifah tersebut, mulai dari tekanan dari kalangan shabat serta dari siti aisyah ini yang menginginkan sh umar untuk segera menunjuk seseorang untuk di jadikan sebagai pengganti (Kholifah), namun shahabat umar ttap tidak melakukan atau menunjuk calon pengganti, dengan mengatakan "Apabila saya melakukan istikhlaf (pengganti) maka hal ini pernah oleh orang yang lebih baik daripada diriku (maksudnya abu bakar), dan jika saya membiarkan urusan ini, maka hal itu juga pernah di lakukan oleh orang yang lebih mulia dari pada aku (maksudnya rosul), dan Allah Swt tidak akan mnyia-nyiakan agamaNya"

Pada saat-saat kritis inilah umar lbih memilih "Menyerahkan tanggung jawab ini kepada enam orang yang di pilihnya", yang mana orang yang dipilihnya telah mendapatkan legitimasi dari rosul sebagai "Penghuni sorga" mereka adalah:
  1. Ali bin abi thalib
  2. Usman bin affan
  3. abdurrahman bin 'auf
  4. sa'ad bin waos
  5. thalhah
  6. Zubair ra
Shahabat umar juga membrikan aturan mainnya dari tim ini yaitu :

"Bila atau lima orang sepakat untuk mmilih sesorang kholifah, dan satu atau dua orang ada yang membangkang, maka yang membangkang tersebut harus di penggal lehernya. kalau suara berimbang sama kuat, maka keputusan di serahkan kepada Abdullah bin 'umar, dan ia tidak mempunyai wewenang apapun kecuali untuk memutuskan ini. dan jika kputusan 'abdullah bin umar juga tidak mendapatkan kata sepakat, maka yang menjadi kholifah adalah orang yang di tentukan oleh 'abdurrahman bin 'auf, kalaupun ini juga tidak di sepakati, maka penggal saja leher yang membangkang tersebut".

langkah system pemilihan kepemimpinan ini untuk mencari calon tunggal yaitu mencari calon yang mendapatkan suara mayoritas terahir juga harus di baiat (di lantik) oleh semua kandidat serta masyarakat. (system pengangkatan pemimpin mulai di tangan rakyat)

4. Ali bin abi thalib

Ali bin abi thalib sebagai kholifah keempat
Pada masa terbunuhnya shahabat utsman bin affan dan shahabat usman tidak wasiat kapada para shahabat lain siapa sebagai pengantinya, dan bagaimana selanjutnya pemilihan kepemimpinan sebagai kholifah selanjutnya. pada saat inilah ummat islam mulai goncang hampir tak terkendali, dari tarik menarik mencalonkan masing-masing kandidat yang di inginkan, dan pada ahirnya di sepakati oleh para shabat dengan cara di bai'at, mayoritas yang sepakat dari hijaz dan iraq, namun untuk wilayah syam dan di bawah muawiyah menolak pembai'atan itu. (benih politik praktis mulai tumbuh)

Rupanya perjalanan kholifah ali bin abi thalib melewati masa yang lumayan mencekam, dimana golongan terbelah menjadi dua, sebagai orang yang terlalu memuliakan Ali (Syiah) dan golongan yang terlalu benci dengan pilihan Ali untuk Tahkim / memutuskan berdasarkan hukum Musyawarah saat Perang mulai menang dengan Sh Muawiyah, yang pada saat itu atas kecerdikan sh amru bin ash dari pihak muawiyah yang usul untuk mengangkat al-quran saat merasa kalah, dan di setujui muawiyah, untuk menyelesaikan pertikaian menggunakan dasar Al-qur'an (mungkin anda sudah mulai menebak "taktik sh amru bin ash saja). dan golongan ini (golongan yang keluar) dari pihak Ali adalah golongan yang menjadi cikal bakal penyebar ideologi radikal hingga saat ini yaitu (Khowarij) slogan yang di pakai "Tidak ada hukum kecuali Allah" jadi semua yang tidak berdasarkan al-quran akan di anggap kafir, akan di tebas. padahal kita masih memilki Ulama', baik ulama' salaf maupun kholaf, kita punya imam madzhab yang di akui Negara, ingatlah sabda rosul "Ulama' adalah warisan para nabi"

Demikianlah sekilas tentang perjalanan cara atau system pemilihan kepemimpinan kholifah dari masa ke masa, setelah kekholifahan tiada maka muncullah masa atau qurun berikutnya, namun rosul menganggap masa tergolong masih baik yaitu masa setelahnya generasi tersebut (shahabat) berarti "Tabi'in" yang artinya "Para pengikut shahabat"

Kemudian habislah masa atau qurun yang di anggap rosul qurun yang baik, dan mulai beralih bermacam-macam model system pemerintah atau kekuasaan dari kekholifahan menjadi Kerajaan, dari kerajaan menjadi demokrasi dan lain sebagainya, semua memang karena perjalanan waktu yang memang butuh dengan penyesuaian terhadap keadaan masyarakat sekitar. di indonesia sendiri sudah berjalan melewati tiga masa orde yaitu Orde lama, masa orde baru dan , mengingat makin tumbuhnya rasa peka serta kritisnya masyarakat terhadap kemajuan zaman maka tumbanglah orde baru beralih ke  masa Reformasi. sejarah telah menjadi bukti, menurut penulis ham dan kebebasan adalah titik awal dari reformasi.

Lalu saat ini anda ingin kembali Mendirikan Khilfah? up..! Kholifah? trobosan yang bagaimana yang akan anda pakai untuk mengendalikan Republik Indonesia yang penuh kebebasan beragama, beragam suku dan ras dan bahasa, Kira-kira apakah anda yaqin bisa seharmonis seperti Indonesia yang saat ini dengan dasar Pancasila, NKRI Bhinneka tunggal ika? atau malah menjadi seperti Negeri Timur tengah seperti Libya, syria dan lain sebagainya, yang setiap hari saat bribadah tidak bisa nyaman karena suara bom dan rentetan senjata di atas atap bahkan nyaris menghancurkan tempat teduhnya yang tidak kunjung selesai, tidak bisa tamasya karna dijalan hanya ada ledakan, tidak bisa facebookan, twitteran dll, bahkan krusuhan di mana-mana yang pada ahirnya Pihak lain yang mengambil alih dengan dasar perdamaian, dan hinga ahirnya sekarang harus siap di dekete oleh PBB.

apakah negeri Indonesia ini tempat yang kurang nyaman untuk bisa bekerja dan beribadah?, sungguh Indonesia adalah Negeri tempat tumpah darahku yang paling nyaman untuk di huni, semua masyarakat bisa bergaul walaupun beda suku dan agama, ras. beribadah bisa dengan nyaman sesuai keyakinannya masing-masing. lalu apa lagi visi-misimu?

 

Peran blogger untuk menjaga NKRI

Kemudian menyikapi isu yang baru berkembang hari-hari ini juga tentang media informasi yang meraja lela padahal informasi masih abu-abu, abal-abal namun terus menyebar dan tidak terkendalai, Sebagai blogger saya sangat tertarik untuk bersikap netral terhadap apa yang saya tulis, baik mengenai agama, politik dan hukum tidak menyudutkan salah satu pihak yang belum tentu benar-benar keliru, karena Indonesia adalah negara demokrasi artinya terbentuk sebagai negara hukum atas dasar Pancasila. dan disinilah Peran blogger akan mulai terasa sangat besar pengaruhnya atas terjaganya system NKRI. Blogger harus memilki juga jiwa patriotisme, independensi dan kemoderatan dalam bersikap, tidak terlalu panatik terhadap kinerja pemerintah, karena kinerja pemerintahan salah benar sudah ada yang memantau sendiri secara hukum, bukan malah anda kritisi tanpa ada dasar yang rill dan nyata yang hanya anda dapatkan dari informasi abal-abal dan abu-abu bisa dari media sosial facebook, twitter, blog, website dan lain sebagainya.

Simak juga : Potensi blog untuk generasi muda

Para blogger bisa saja menyajikan dengan mudah artikelnya, namun apakah kita sudah berfikir lebih dalam apakah dampak dari artikel anda jika di baca oleh banyak pegguna di media sosial, padahal informasi yang anda bagikan akan terasa cepat tersebar, apalahi banyak yang share, jika artikel anda hanya mengindikasikan adu domba maka apkah pernah terfikir akibat dari perbuatan adu domba yang sangat dilarang oleh agama? apalagi agama islam sangat melarang mengadu domba. andai saja apa yang anda tulis, menceritakan kejelekan-kejelekan pemerintah itu memang nyata, dan pihak yang anda sebar kejelekannya tersebut tidak tahu berarti anda telah melakukan "ghibah", dan jika kejelekannya tersebut tidak nyata maka berarti anda telah mengada-ada (dosanya lebih berat dari pada Ghibah)

Lalu apa untungnya coba, dari kedua kemungkinan di atas yang telah kami sebutkan di atas? jadi marilah kita tetap bersatu menjaga keutuhan bangsa dengan bersikap independensi dan netral untuk tetap setia menjaga NKRI. lalu apa yang seharusnya di miliki oleh para bloger untuk ikut serta menjagA nkri? maka disini sebelum saya uraikan peran-peran bloger untuk Menjaga NKR maka pesan saya adalah "berjiwalah patriotisme" untuk Kesatuan bangsa Indonesai" Cinta tanah air, cinta tanah kelahiran, cinta para pahlawan yang bersusah payah menjaga kemerdekaan Indonesia bukan lagi menyumbangkan tenaga dan materi bahkan nyawa meraka taruhkan, semua adalah sebuah pondasi dasar untuk tetap memilki jiwa "Patriotisme" baiklah langsung saja demikianlah Peran blogger untuk menjaga NKRI:

1. Peran blogger sebagai penjaga NKRI

Kita tentu merasa begitu eratnya kita terhadap media sosial online seperti Facebook, twitter, google plus, instagram, wa, path dan lain sebagainya, semua adalah awal sumber dari segala informasi yang masih hangat, pangkalnya adalah blog atau websites, otaknya adalah para blogger. disinilah peran blogger akan terasa begitu besarnya peran para blogger untuk menjaga sebuah NKRI. berarti semakin banyak blogger berjiwa Patriotisme maka semakin moderat isi dari artikelnya sehingga mampu mengkondisikan pemikiran masyarakat pengguna medsos online menjadi berjiwa Cinta tanah air, cinta antar sesama dan pada ahirnya akan menimbulkan hubungan yang tetap harmonis walaupun kita tetap beda agama, suku, bahasa, ras dan lain sebagainya.

Jika artikel yang telah muncul di facebook dll maka akan terasa cepat informasi tersebar secara tali menali dengan system shared, coba anda bayangkan saja jika artikel tersebut terdapat unsur adu domba yang di shared / di bagikan oleh pengguna lain hingga ribuan? dan yang di bagikan tadi membagikan ulang ke teman facebook lainnya, tentu akan mempengarui pemikiran kritis radikal bukan..? jadi sangatlah hati-hati dalam ber fb ria, jangan asal share, pahami dan amati betul informasi yang akan anda share, kira-kira bermanfaat atau tidak bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonsia, dan juga teliti terlebih dahulu bahwa isi srtikel tersebut benar-benar nyata atau tidak.

2. Bloger sebagai Penuntun pemikiran masyarakat

Jika isi artikel yang di posting oleh para blogger dan di publish tersebut menyajikan materi-materi yang positif seperti tentang rasa tenggang rasa antar sesama manusia yang lain agama misalnya, pentingnya rasa sosial di tengah-tegah masyarakat dan lain sebagainya yang memberi nilai kerjasama dan gotong royong, tentu artikel tersebut akan menjadi sebuah pupuk pemikiran moderat, dan menjadi magnit kuat tersendiri sebagai  penuntun pemikiran masyarakat untuk menjadi masyarakat yang berjiwa NKRI, dan patriotisme. ini semua hanyalah ocehan dari seorang blogger amatiran "Hanya Allah yang maha mengetahui yang lebih baik"

Demikianlah sharing kami kali ini tentang Peran blogger untuk menjaga NKRI, semoga apa yang saya paparkan ini bermanfaat bagi pengunjung semua serta saudara-saudara blogger yang lain, salam NKRI. happy earning..!

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Peran blogger untuk menjaga NKRI"

  1. barakallah yang nulis artikrl ini..mga makin berkah ilmunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin.. Mas belajar bisnis semoga juga sebaliknya dan sukses selalu.

      Delete
  2. Setuju sekali dengan apa yg mas sampai kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heriyanto Tan, Terima kasih atas responnya mas, kritik dan saran yang bersifat membangun tetap saya nantikan mengenaik artikel Peran blogger untuk menjaga NKRI di atas, salam blogger..!

      Delete

Silahkan Jika Anda Ingin Berkomentar